InfoPenguasa.com – Menjelang Pemilihan Kepala Daerah Pilkada Boyolali 2024, sejumlah nama mencuat sebagai kandidat yang akan bertarung dalam kontestasi tersebut. Dari data yang dihimpun, beberapa nama yang disebut-sebut sebagai calon kuat antara lain Bupati Boyolali saat ini, M Said Hidayat, Ketua DPRD Boyolali Marsono, Wakil Bupati Boyolali Wahyu Irawan, hingga Agus Irawan, yang merupakan adik mantan ajudan Joko Widodo ketika masih menjabat sebagai Wali Kota Solo, Devid Agus Yunanto.
Tiga nama, yaitu Said Hidayat, Marsono, dan Wahyu Irawan, merupakan usulan dari DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Boyolali, setelah proses penjaringan bakal calon bupati dan wakil bupati dilakukan beberapa waktu lalu. Ketua DPC PDIP Kabupaten Boyolali, Susetya Kusuma Dwi Hartanta, mengonfirmasi hal ini.
“DPC PDIP telah mengajukan tiga nama calon (Marsono, Said Hidayat, dan Wahyu Irawan) dari internal partai, seperti yang pernah saya sampaikan. Tapi untuk rekomendasi kami masih menunggu dari DPP,” ujar Susetya saat ditemui di ruang Fraksi PDIP Kantor DPRD Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Selasa, 6 Agustus 2024.
Dalam kontestasi Pilkada Boyolali, PDIP sebelumnya telah sepakat dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk berkoalisi. Hal tersebut telah dituangkan dalam nota kesepahaman kerja sama politik antara kedua partai tersebut. Meski begitu, Susetya menekankan bahwa PDIP Boyolali tetap menjalin komunikasi dengan berbagai partai politik lainnya di Boyolali.
“Kalau bicara koalisi, kami dari PDI Perjuangan menjalin komunikasi dengan semua partai politik. Partai politik manapun. Dengan Golkar, Gerindra, PKB, PKS, semua kami komunikasi,” tuturnya.
Namun, meski ada upaya koalisi, sejumlah dinamika dan polemik mulai muncul. Dari hasil penjaringan internal oleh PKS Boyolali, nama Said Hidayat juga masuk sebagai salah satu bakal calon bupati. Ini menimbulkan spekulasi mengenai potensi persaingan internal di antara koalisi tersebut.
Baca juga: Kapolri Listyo Sigit Optimis Pengungkapan Sosok T dalam Kasus Judi Online
Selain PDIP dan PKS, tiga partai politik lainnya di Boyolali, yaitu Golkar, Gerindra, dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), juga telah membentuk Koalisi Perubahan. Namun, ketiga partai tersebut masih menunggu turunnya rekomendasi dari DPP masing-masing partai terkait siapa yang akan diusung sebagai calon dalam Pilkada 2024.
Ketua DPD II Partai Golkar Boyolali, Fuadi, mengonfirmasi hal ini saat dihubungi pada Rabu, 7 Agustus 2024. Ia menyebutkan beberapa nama yang telah diusulkan ke DPP masing-masing partai yang tergabung dalam Koalisi Perubahan, termasuk dirinya dan Agus Irawan.
“Ada beberapa nama, di antaranya saya, kemudian ada Mas Agus (Agus Irawan). Namun untuk siapa yang akan mendapat rekomendasi nantinya, kami juga masih menunggu. Saya yakin dalam waktu dekat. Bahkan di atas, para dewa [DPP] sudah berkoordinasi antarketua partai,” katanya.
Ditanya tentang kesiapannya jika direkomendasikan, Fuadi menyatakan siap. Namun, ia juga menyatakan siap jika tidak mendapat rekomendasi. Menurutnya, jika tidak menjadi calon bupati atau wakil bupati dari Koalisi Perubahan, ia masih bisa berjuang sebagai pimpinan DPRD Boyolali.
Saat ini, Fuadi menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Boyolali periode 2019-2024 dan kembali terpilih sebagai anggota legislatif DPRD Boyolali periode 2024-2029 dalam Pemilu 2024.
Di sisi lain, Agus Irawan telah mendaftarkan diri mengikuti penjaringan sebagai bakal calon bupati melalui Partai Gerindra dan PKB Boyolali. Bahkan, Agus mendapatkan rekomendasi dari Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep untuk maju sebagai calon Bupati Boyolali.
Namun, kontestasi ini tidak luput dari kritik dan skeptisisme. Beberapa pengamat politik lokal menyoroti potensi konflik internal dan ketidakjelasan arah koalisi yang bisa mempengaruhi stabilitas politik di Boyolali. Selain itu, banyak yang mempertanyakan efektivitas koalisi yang dibentuk jika komunikasi dan koordinasi antara partai-partai masih belum solid.
Situasi ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat mengenai apakah calon-calon yang diusung benar-benar akan memperjuangkan kepentingan rakyat atau hanya menjadi alat politik partai. Ketidakpastian dan dinamika politik yang ada menimbulkan keraguan akan keberhasilan Pilkada Boyolali 2024 dalam menghasilkan pemimpin yang mampu membawa perubahan positif bagi daerah.
Di tengah ketidakpastian ini, masyarakat Boyolali berharap agar proses Pilkada berjalan transparan dan jujur, sehingga pemimpin yang terpilih nanti adalah benar-benar yang terbaik dan siap mengemban amanah rakyat.
Sumber: Tempo.