Infopenguasa.com – Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar kini resmi berganti nama menjadi Institut Seni Indonesia (ISI) Bali. Perubahan ini diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 14 Tahun 2025 yang telah ditandatangani Presiden Prabowo Subianto pada 12 Februari 2025.
Rektor ISI Bali, Wayan Kun Adnyana, menyampaikan rasa syukur atas perubahan nama tersebut. Menurutnya, pergantian nama ini merupakan hasil dari upaya panjang dan doa dari seluruh sivitas akademika ISI.
“Atas nama seluruh sivitas akademika ISI Bali, kami mengucapkan syukur karena impian dan harapan untuk mewujudkan ISI Bali akhirnya tercapai,” ujar Kun Adnyana dalam keterangan pers pada Senin (3/3/2025).
Dukungan Berbagai Pihak
Kun Adnyana turut mengapresiasi berbagai pihak yang berperan dalam proses perubahan nama ini. Ia menyampaikan terima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto, Menteri Kebudayaan Fadli Zon, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Brian Yuliarto, serta Gubernur Bali Wayan Koster.
“Transformasi ISI Bali merupakan hasil kerja sama seluruh sivitas akademika dan tenaga kependidikan yang telah berjuang bersama, fokus, dan berkelanjutan untuk kemajuan kampus seni kebanggaan Indonesia ini,” tuturnya.
Visi dan Empat Pilar Pengembangan
Sejak tahun 2021, ISI di Denpasar telah mengusung visi “ISI Bali Meraya Samasta!”. Konsep ini menekankan sinergi pemikiran antara dosen, mahasiswa, serta tenaga kependidikan dalam dialog akademik dan pengembangan seni.
Selain itu, ISI menerapkan empat undakan atau tahapan pengembangan institusi, yakni Hulu Mula, Alir Alur, Hilir Luhur, dan Muara Meraya.
- Hulu Mula Pada tahap ini, kampus merumuskan kebijakan berkelanjutan, termasuk penyusunan 48 peraturan rektor yang memperkuat platform pendidikan tinggi seni, desain, dan budaya. Selain itu, dibentuk pula wahana strategis untuk inovasi dan riset.
- Alir Alur Pada tahap ini, sumber daya dosen dan tenaga kependidikan diorganisasi berdasarkan kapasitas, kapabilitas, dan reputasi masing-masing. Nilai kebersamaan, kesederhanaan, dan dedikasi menjadi landasan dalam tahap ini.
- Hilir Luhur Tahap ini berfokus pada implementasi kebijakan melalui berbagai kegiatan akademik dan seni, seperti pameran seni, pergelaran kolosal, serta diseminasi hasil pembelajaran.
- Muara Meraya Ini merupakan tahap pencapaian pengakuan dan penghargaan di tingkat nasional maupun global. Beberapa capaian ISI di antaranya Indikator Kinerja Utama 2022-2023, Anugerah Diktiristek 2022-2023, serta Anugerah Diktisaintek 2024.
Kun Adnyana menegaskan bahwa institusinya tidak sekadar menciptakan kebijakan tanpa realisasi. “Empat undakan ISI Bali ini adalah bentuk nyata dari komitmen kami untuk terus berkarya dan menjaga reputasi kampus ini,” pungkasnya.
Transformasi ISI Bali dan Peran dalam Pemajuan Kebudayaan
Dengan perubahan nama ini, ISI semakin memperkuat perannya sebagai institusi pendidikan tinggi seni yang memiliki kontribusi besar dalam pemajuan kebudayaan nasional. Sebelumnya, perubahan ini telah dideklarasikan oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon dalam Festival Bali Sangga Dwipantara V di Gedung Citta Kelangen, ISI Bali.
Perubahan nama ini juga berdampak pada aspek hukum. Dengan terbitnya Perpres 14 Tahun 2025, Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 2003 tentang Pendirian ISI Denpasar resmi dicabut. Hal ini menandai babak baru dalam perjalanan ISI Bali menuju institusi pendidikan seni yang semakin berkembang.
Dengan identitas baru, kampus ini diharapkan semakin mampu melahirkan karya-karya seni yang inovatif serta mempertahankan warisan budaya yang telah menjadi kebanggaan Indonesia.