Infopenguasa.com – Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta telah mengumumkan bahwa debat ketiga dan terakhir bagi pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta akan berlangsung pada Minggu, 17 November 2024. Acara ini akan diselenggarakan di Golden Ballroom Hotel Sultan, Jakarta Pusat, pada pukul 19.00 WIB dan dijadwalkan berlangsung selama 150 menit.
Menurut Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Partisipasi Masyarakat KPU DKI Jakarta, Astri Megatari, debat ini akan mengangkat tema “Lingkungan Perkotaan dan Perubahan Iklim.” Tema ini dipilih mengingat permasalahan lingkungan yang kian mendesak di Jakarta. “Untuk lokasi debat ketiga berada di Golden Ballroom Hotel Sultan Jakarta,” kata Astri dalam pernyataan tertulis pada Rabu, 13 November 2024.
Debat kali ini akan dibagi menjadi enam segmen, sama seperti dua debat sebelumnya, dan disiarkan langsung melalui kanal YouTube KPU DKI Jakarta. Pada segmen pertama, setiap pasangan calon akan menyampaikan visi, misi, dan program kerja mereka. Segmen berikutnya adalah pendalaman visi dan misi yang dipandu oleh moderator. Selanjutnya, pada segmen empat dan lima, para kandidat akan berdebat satu sama lain. Terakhir, pada segmen enam, setiap pasangan calon akan menyampaikan pernyataan penutup.
Tema debat ini mencakup berbagai isu yang berkaitan dengan lingkungan perkotaan. Terdapat enam subtopik yang akan dibahas, yakni penanganan banjir, penataan permukiman, penurunan emisi dan polusi udara, transisi energi terbarukan, pengelolaan sampah, serta ketersediaan air bersih dan penataan ruang terbuka hijau. Melalui tema ini, diharapkan setiap kandidat dapat menunjukkan pandangannya dalam menghadapi permasalahan lingkungan dan perubahan iklim di ibu kota.
Salah satu kandidat yang memberikan komentarnya terkait tema debat adalah Ridwan Kamil, calon gubernur nomor urut satu. Berbekal latar belakang pendidikan di bidang arsitektur dan pengalaman sepuluh tahun sebagai pemimpin, Ridwan Kamil mengaku optimistis debat ini dapat menjadi peluang baginya untuk menunjukkan kemampuannya dalam tata kota. “Sebagai pemimpin dengan pengalaman, semua dimensi pembangunan harus dipahami. Termasuk tata kota, yang merupakan bidang keilmuan saya,” ujar Ridwan Kamil dalam sebuah wawancara di Koja, Jakarta Utara.
Ridwan Kamil menambahkan bahwa keadilan dalam tata ruang adalah hal krusial untuk mencapai kesejahteraan di Jakarta. Menurutnya, tata ruang yang adil akan membawa dampak positif bagi perekonomian dan mengurangi kesenjangan. “Ekonomi Jakarta sangat dipengaruhi tata ruang. Jika tata ruang adil, maka peradaban kita juga adil,” jelasnya.
Baca juga: Kasus Judi Online Melibatkan Pegawai Kementerian Komunikasi dan Digital, 11 Tersangka Ditangkap
Namun, Ridwan Kamil juga mengakui tantangan waktu dalam menyampaikan ide secara lengkap selama debat. Ia merasa bahwa waktu singkat yang disediakan sering kali membatasi penyampaian gagasan yang kompleks. “Kadang-kadang ya di kepala banyak urusan, tapi dikasih waktu cuma semenit. Menjawab semenit itu kadang-kadang tidak cukup,” ungkapnya.
Walau begitu, ia memastikan bahwa dirinya bersama kandidat lain akan bersaing ketat untuk memanfaatkan waktu yang tersisa di masa kampanye. Ridwan Kamil menganggap debat ketiga ini sebagai kesempatan terbaik untuk meyakinkan warga Jakarta tentang visi yang diusungnya.
Di sisi lain, pasangan calon gubernur nomor urut tiga, Pramono Anung dan Rano Karno, mendapat perhatian besar dari publik pada debat kedua Pilkada Jakarta 2024. Berdasarkan analisis Indonesia Indicator (I2), Pramono dan Rano menerima respons positif dari warganet. Direktur Komunikasi I2, Rustika Herlambang, menjelaskan bahwa Pramono dan Rano berhasil memperoleh sekitar 25.970 interaksi dari publik pada debat kedua. “Interaksi ini terangkat karena Pramono tampil lugas dan berpengalaman, terutama saat menanggapi isu Disneyland,” kata Rustika.
Banyak pihak menilai debat ketiga ini sebagai ajang pembuktian terakhir bagi para kandidat dalam menawarkan solusi atas isu-isu krusial Jakarta. Antusiasme publik pun diperkirakan akan meningkat menjelang hari pemungutan suara, terutama setelah debat terakhir ini memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai visi dan komitmen setiap kandidat untuk masa depan Jakarta.