Jakarta – Sekjen APIC, Dr. Muhammad Jumadi memimpin sebagai moderator dalam acara Sharing Knowledge APIC 2024 ini. Salah satu topik yang dibahas adalah bangunan cerdas. Prof Edi Leksono selaku peneliti SCCIC ITB mengawali materi dengan memberi pengertian bahwa smart building itu bukan hanya sekedar menggunakan teknologi namun memikirkan secara matang setiap aspeknya. Teknologi yang terkait dibutuhkan sangat banyak. Sistem arsitektur kita masih sangat jauh dari data sehingga perlu diperhatikan dengan membuat prediksi.
Konektivitas pada Bangunan Cerdas menjadi penting karena pengguna diberikan panduan mengenai bangunan cerdas tersebut. Manfaat dan nilai tambah sangat beragam seperti efisiensi energi, kenyamanan penghuni, peningkatan produktivitas, pengurangan biaya operasional, keberlanjutan lingkungan, keselamatan dan keamanan sampai fleksibilitas dan adopsi berkelanjutan.
Ia menggarisbawahi mengenai peluang penghematan energi, bangunan cerdas bahkan bisa menghemat potensi sampai 20%. “Hanya modal budaya hemat, sebuah gedung bisa menghemat energi hingga 10% terlepas dari energi yang dikeluarkan.” tambahnya saat menekankan penghematan energi bangunan cerdas.
“Evolusi bangunan gedung cerdas masih belum banyak diperhatikan. Kita hanya memikirkan bagaimana meningkatkan efisiensi namun tidak memperhatikan cara agar bangunan tersebut berevolusi” sebut Prof Edi.
Dengan adanya kemajuan dari single building menjadi multi building dan disertai penggunaan IoT, maka management building pun semakin bagus. Hal ini menunjukkan perkembangan teknologi mempengaruhi bangunan cerdas.
Dengan data yang diperoleh mengenai perkembangan dan cost dari bangunan cerdas, hal ini memudahkan dalam memprediksi hal yang akan datang sehingga dapat melakukan improvisasi untuk menyelesaikan masalah dengan lebih dalam.
Salah satu aspek yang paling penting dalam bangunan cerdas adalah keselamatan dan keamanan. Hal ini tidak lagi hanya berupa perlindungan dari ancaman fisik namun juga ancaman siber dalam pengadaan IT sensor dalam bangunan cerdas.
Peluang besar dengan adanya bangunan cerdas ini mencangkup inovasi teknologi, kesadaran keberlanjutan seperti yang telah digunakan dalam gedung Telkom di Surabaya. Peningkatan kenyamanan dan kemitraan dengan layanan penyedia energi juga menjadi poin penting untuk diusahakan bersama.
“Dengan mengidentifikasi peluang, kita juga dapat melakukan pencegahan dan perencanaan yang lebih baik dalam mengimplementasikan bangunan cerdas ini.” sebut Prof Edi mengakhiri pemaparannya.
Penulis : Cristine
Editor : Dian