Panggung Politik – Rehan Noor, Pengamat Kebijakan Ekonomi dan Politik Lembaga Indonesia Lab 45 (LAB 45), mengatakan kebijakan penyesuaian harga BBM bersubsidi dinilai tepat karena harga minyak dunia relatif tinggi.
“Kebijakan untuk menaikkan harga BBM subsidi pertalite dan solar sudah tepat. Terdapat dua alasan utama yaitu pertama, harga minyak yang relatif tinggi bila dibandingkan dengan asumsi makroekonomi di APBN 2022. Walaupun tren harga minyak dunia saat ini cenderung menurun, harga tetap lebih tinggi dari yang sudah dianggarkan dalam belanja,” ungkap Reyhan.
Alasan kedua, lanjutnya, adalah uang yang tidak sedikit dari subsidi BBM dapat dialihkan untuk melanjutkan agenda transformasi struktural ekonomi.
Reyhan berpendapat bahwa permasalahan utama penyaluran subsidi BBM sejak dulu adalah efektivitas yang rendah untuk membantu masyarakat yang benar-benar membutuhkan.
Ia mengemukakan, dalam konteks menjaga kesejahteraan dalam kondisi seperti saat ini, uang subsidi BBM akan lebih baik bila disalurkan langsung kepada masyarakat yang masuk ke dalam kriteria membutuhkan.
Menurutnya, kebijakan Bantuan Langsung Tunai (BLT) BBM mungkin lebih efektif ketimbang subsidi BBM. Pada saat yang sama, anggaran yang lebih besar untuk subsidi dan kompensasi energi tahun ini memiliki trade-off dengan agenda restrukturisasi ekonomi.
Dengan anggaran Rp 650 triliun, banyak agenda kebijakan transformasi ekonomi struktural yang bisa dilaksanakan.
Reyhan misalnya mengatakan anggaran tersebut setidaknya bernilai lebih dari 1.000 kali anggaran 2022 untuk pengembangan barang milik negara (BMN) infrastruktur energi baru dan terbarukan (EBT), sebesar Rp483 miliar.
Anggaran yang besar ini setidaknya dapat membantu pemerintah untuk mempercepat agenda transformasi struktural ekonomi lainnya.
Oleh karena itu, Reyhan menegaskan bahwa sebetulnya peningkatan harga BBM subsidi dapat memberikan pemerintah kemampuan untuk mengalokasikan anggaran ke agenda-agenda lain yang lebih bermanfaat guna mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.
Baca Juga : Soal PPKM Darurat, Teddy Gusnaidi: Untuk Kebaikan Rakyat, Tak Ada Urusan Politik