InfoPenguasa.com – Keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menunda pemindahan Aparatur Sipil Negara (ASN) ke Ibu Kota Nusantara (IKN) hingga Januari 2025, menyisakan berbagai pertanyaan dan kritik. Sebelumnya, pemindahan ASN dijadwalkan berlangsung pada Oktober 2024. Penundaan ini disampaikan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Abdullah Azwar Anas, yang menjelaskan bahwa keputusan tersebut diambil untuk memberikan ruang bagi penyempurnaan ekosistem di IKN.
“Kami tadi koordinasi dengan Pak Menteri PUPR, sekaligus OIKN. Beberapa unit dan beberapa tower sudah selesai. Kemarin akses dari perkantoran menuju apartemen masih berdebu, dan sekarang sudah bertahap selesai. Sehingga ekosistemnya insyaallah akan selesai,” ungkap Anas dalam sebuah kesempatan di Jakarta Selatan, Selasa (8/10), yang dilansir oleh Detikcom.
Namun, keputusan ini menimbulkan keraguan di kalangan masyarakat dan para pengamat. Pasalnya, banyak yang mempertanyakan kesiapan infrastruktur IKN jika ASN harus kembali ditunda untuk pindah. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengaku bahwa infrastruktur di IKN sebenarnya sudah siap untuk ditempati, tetapi tidak mengetahui secara pasti alasan di balik penundaan tersebut. “Saya kira iya (ekosistem sudah siap). Mungkin kalau pemindahan itu mungkin sudah bisa dipindah (ASN),” ujarnya.
Basuki menegaskan bahwa pihaknya telah menerima surat dari Kemenpan-RB yang mengindikasikan kesiapan infrastruktur di IKN untuk mendukung pemindahan ASN. Menurutnya, ada tiga pejabat eselon satu di Kementerian PUPR yang sudah siap untuk dipindahkan. Meskipun demikian, keputusan untuk menunda tetap menjadi hal yang sulit dipahami.
“Dari 10 di PU yang sudah bisa dipindah ke sana itu tiga eselon satu. Dan eselon dua ada 17, dan dengan staf profesional, semua jadi dibagi oleh Pak MenPAN-RB,” jelas Basuki. Pernyataan ini menunjukkan adanya kesenjangan antara pernyataan pemerintah mengenai kesiapan infrastruktur dengan tindakan penundaan yang diambil.
Baca juga: Ahmad Muzani Terpilih sebagai Ketua MPR RI 2024-2029
Lebih jauh, Basuki juga menyampaikan bahwa Kementerian PUPR telah menyiapkan fasilitas penunjang, termasuk 13 tower apartemen untuk ASN yang sudah siap ditempati. Apartemen tersebut dilengkapi dengan fasilitas lengkap seperti listrik, air, dan AC. “Kalau yang apartemen ASN yang sekarang ini sudah siap ada 13, sudah full furnished,” tambahnya. Meskipun demikian, informasi ini tidak dapat menghapus kekhawatiran akan keberlanjutan dan keseriusan pemerintah dalam proyek ambisius ini.
Bukan hanya masalah infrastruktur, tetapi juga sejumlah fasilitas lainnya yang seharusnya mendukung kenyamanan ASN di IKN. Basuki menyebutkan bahwa saat ini pihaknya tengah mempercepat pembangunan area komersial di sekitar kantor, seperti rumah makan dan minimarket. “Sekarang tinggal mempercepat yang komersial di Kemenko-Kemenko itu untuk bisa diisi,” ungkapnya.
Di sisi lain, penundaan ini menunjukkan bahwa pemerintah mungkin belum sepenuhnya siap untuk menghadapi tantangan yang ada di IKN. Banyak pihak mempertanyakan efektivitas perencanaan dan pelaksanaan proyek pemindahan ini. “Jika infrastruktur sudah siap, kenapa harus ditunda? Ini hanya menambah ketidakpastian bagi ASN yang menanti kepindahan mereka,” komentar seorang pengamat kebijakan publik.
Keputusan ini juga memunculkan kekhawatiran akan dampak psikologis pada ASN yang telah menantikan pemindahan ini. Dengan penundaan yang terus menerus, ASN bisa merasa tidak diperhatikan, dan ini berpotensi mengganggu motivasi kerja mereka. “Mungkin kita perlu mempertimbangkan kesejahteraan mental ASN yang beradaptasi dengan situasi ini,” ujar seorang psikolog yang meminta namanya dirahasiakan.
Sementara itu, banyak kalangan berharap agar pemerintah segera memberikan kejelasan mengenai langkah selanjutnya. Penundaan ini harus diimbangi dengan transparansi informasi agar tidak menambah kebingungan di kalangan ASN. Di tengah harapan akan terwujudnya IKN sebagai pusat pemerintahan baru, keputusan untuk menunda pemindahan ASN ini seakan menjadi sinyal bahwa perjalanan menuju cita-cita tersebut masih panjang dan penuh rintangan.
Sumber: CNN.