Ketua IDI Wilayah Papua Donald Aronggear berharap kejadian nahas serupa tidak terulang kembali. Ia mendesak agar pemerintah pusat dan daerah menjaga stabilitas keamanan nakes dan masyarakat di Papua, sehingga mampu menciptakan rasa aman.
“Pemerintah daerah harus melindungi secara maksimal dengan melibatkan TNI/Polri, artinya tidak mungkin nakes bisa masuk ke daerah tersebut kalau tidak ada jaminan keamanan. Kami dari organisasi IDI wilayah kembali meminta kepada pemerintah berharap sekali untuk memberikan jaminan keamanan,” kata Donald dalam acara daring, Jumat (17/9).
Donald sangat menyayangkan insiden penyerangan tersebut, karena tenaga kesehatan sejatinya sangat dibutuhkan kehadirannya di Papua terutama di tengah kondisi pandemi Covid-19 saat ini.
Donald menyebut, masih banyak program kesehatan seperti pada ibu hamil dan anak serta kesehatan mata yang menjadi perhatian khusus dari para nakes untuk masyarakat sekitar di Papua. Untuk itu, ia meminta agar pemerintah daerah benar-benar segera mengambil langkah tepat menyikapi insiden penyerangan nakes baru-baru ini.
Donald mengaku telah bersurat kepada Gubernur Papua Lukas Enembe, juga kepada sejumlah aparat TNI/Polri. Ia juga menambahkan, sekitar 250 nakes di Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, telah melakukan long march pada Kamis (16/9) untuk membacakan sikap para nakes atas penyerangan ini.
“Kita sedang menunggu, kita berharap agar ada pernyataan sikap segera tapi sementara ini belum ada. Kita berharap segera ada, terutama dari pemangku pimpinan tertinggi di Papua dan juga tokoh agama dan tokoh adat, ini sangat penting sekali,” ujar Donald.
Dua orang nakes sempat hilang saat penyerangan KKB di Papua. Mereka akhirnya ditemukan di jurang pada Rabu (15/9) lalu. Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Mushtofa Kamal menyebut, nakes atas nama Kristina telah dievakuasi untuk mendapatkan perawatan medis, sementara nakes Gabriela Meilan ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
Sebelumnya, KKB melakukan pembakaran terhadap sejumlah fasilitas kesehatan, gedung sekolah, hingga bank saat penyerangan di Kiwirok. Hal itu diduga sebagai bentuk perlawanan atas penangkapan rekan mereka.
Dalam peristiwa itu, beberapa fasilitas publik yang dibakar antara lain kantor Distrik, Kantor Kas Bank Papua Kiwirok, Puskesmas Kiwirok, Rumah Dokter, Barak Nakes, SD Inpres, Rumah Guru dan Pasar.
Selain itu, juga sempat terjadi kontak tembak antara KBB dengan aparat TNI-Polri yang berjaga. Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Arm Reza Nur Patria menyebut satu anggota mengalami luka ringan karena terkena peluru selama kontak senjata.
sumber : CNN Indonesia