Analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun berpendapat, gaya komunikasi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) yang menebar ancaman harus segera diakhiri.
Menurutnya Luhut harus segera sadar bahwa gaya komunikasi itu merupakan gaya yang kerap dipertontonkan rezim otoriter. Ia pun setuju dengan kritik yang disampaikan tokoh nasional, Rizal Ramli.
“Saya membenarkan kritik Rizal Ramli terhadap Luhut Binsar Panjaitan (LBP). Bahwa LBP sebaiknya jangan sibuk mengancam atau menantang para ilmuwan, akademisi, pengamat kebijakan publik dan para ekonom yang bersikap kritis terhadap kebijakan pemerintah,” ujarnya, Kamis (8/7).
Melansir RMOL.id, Ubedilah menyebut ancaman dan tantangan yang disampaikan Luhut merupakan gaya yang dilakukan oleh rezim otoriter dan diktaktor.
“Itu cara-cara lama dalam komunikasi publik. LBP itu mesti sadar bahwa dia harus mengubah gaya komunikasinya yang lebih dialogis, komunikatif dan konstruktif,” kata Ubedilah.
Jika tidak sepakat dengan para akademisi, Luhut cukup menjawab dengan bahasa yang santun berbasis data dan tidak mengancam.
“Data mesti dilawan dengan data, bukan dengan ancaman,” pungkasnya.