InfoPenguasa.com – Kejaksaan Agung (Kejagung) menangkap Hendry Lie, bos Sriwijaya Air, pada Senin (18/11) malam. Penangkapan ini berkaitan dengan dugaan keterlibatannya dalam kasus korupsi tata niaga timah yang diduga merugikan negara hingga hampir Rp300 triliun.
Hendry ditangkap oleh tim penyidik Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus di Bandara Soekarno-Hatta setelah tiba dari Singapura. “Telah diamankan di Bandara Soetta tersangka Hendry Lie setelah yang bersangkutan kembali dari Singapura,” kata Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung Harli Siregar kepada wartawan, Senin malam.
Kasus ini melibatkan tata niaga timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah pada periode 2015-2022. Sebelumnya, Kejagung telah menetapkan Hendry sebagai salah satu tersangka utama dalam kasus ini.
Hendry Lie, yang dikenal sebagai salah satu pendiri Sriwijaya Air, ternyata memiliki jejak bisnis yang meluas hingga sektor tambang. Ia tercatat sebagai salah satu pemilik PT TIN, sebuah perusahaan yang diduga terlibat dalam penandatanganan kontrak ilegal terkait pengumpulan bijih timah.
Menurut penyelidikan, General Manager PT TIN berinisial RL juga terlibat dan telah ditetapkan sebagai tersangka. Kejagung menyatakan bahwa Hendry dan RL bekerja sama dalam kegiatan ilegal ini, yang mencederai kepercayaan publik terhadap tata kelola industri tambang.
Sejauh ini, Kejagung telah menetapkan 22 orang sebagai tersangka dalam kasus yang sama. Skandal ini menambah daftar panjang kasus korupsi besar yang menodai kredibilitas sektor bisnis di Indonesia.
Nama Hendry Lie sebelumnya dikenal sebagai sosok penting di dunia penerbangan. Berkat kepemimpinannya, Sriwijaya Air berkembang dari hanya memiliki satu pesawat menjadi maskapai besar dengan 48 pesawat Boeing dan melayani lebih dari 950 ribu penumpang per bulan.
Baca juga: Gubernur Kalsel Sahbirin Noor Muncul di Apel Pegawai setelah Hampir Sebulan Menghilang
Namun, reputasi Hendry kini tercoreng akibat keterlibatannya dalam kasus korupsi. Fakta bahwa ia menggunakan posisinya di sektor tambang untuk keuntungan pribadi mengundang kecaman publik. Banyak pihak mempertanyakan integritas pelaku usaha yang seharusnya menjadi teladan dalam praktik bisnis yang transparan dan beretika.
Penangkapan ini menimbulkan kekhawatiran terhadap masa depan Sriwijaya Air. Walaupun maskapai tersebut beroperasi secara terpisah dari bisnis tambang Hendry, skandal ini tetap dapat memengaruhi citra perusahaan di mata publik.
Sriwijaya Air belum memberikan pernyataan resmi terkait penangkapan ini. Namun, publik mendesak agar perusahaan segera mengambil langkah tegas untuk memastikan tidak ada dampak negatif terhadap operasionalnya.
Kasus ini menjadi ujian besar bagi Kejaksaan Agung dalam menangani korupsi berskala besar. Publik berharap penyelidikan dilakukan secara transparan dan menyeluruh, tanpa ada celah bagi para tersangka untuk lolos dari jerat hukum.
Hendry Lie kini harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan hukum. Penangkapan ini menunjukkan bahwa status sosial maupun keberhasilan bisnis tidak bisa menjadi tameng bagi tindakan korupsi.
Kasus ini juga menjadi pengingat bahwa integritas dan akuntabilitas adalah pilar penting dalam dunia bisnis. Jika tidak, pelanggaran seperti ini hanya akan semakin merusak kepercayaan publik terhadap institusi dan perusahaan di Indonesia.