InfoPenguasa.com – Peristiwa tragis terjadi pada Sabtu (12/10/2024) saat calon gubernur Maluku Utara, Benny Laos, mengalami kecelakaan fatal di Pulau Taliabu, Maluku Utara. Benny Laos, yang memiliki elektabilitas tinggi dalam Pilkada Maluku Utara 2024, tewas setelah speedboat yang ditumpanginya meledak. Meskipun telah mendapatkan pertolongan medis, luka bakar dan patah tulang yang dialami Benny membuat nyawanya tidak tertolong.
Kecelakaan ini menimbulkan duka yang mendalam bagi masyarakat Maluku Utara. Namun, di balik kesedihan tersebut, muncul pertanyaan besar terkait proses penggantian posisi calon gubernur yang ditinggalkan Benny Laos. Tidak butuh waktu lama, istri Benny, Sherly Tjoanda, langsung ditunjuk untuk menggantikan posisi suaminya dalam pemilihan gubernur. Langkah ini memicu kontroversi dan spekulasi, dengan banyak pihak yang mempertanyakan apakah keputusan tersebut sudah tepat dan sesuai dengan mekanisme demokrasi yang transparan.
Benny Laos lahir di Ternate pada 8 Agustus 1972. Ia merupakan sosok yang dikenal sebagai pebisnis sukses dengan latar belakang pendidikan yang tidak begitu mulus. Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya di SD dan SMP Raja Kristus, Benny terpaksa berhenti sekolah saat berada di semester pertama SMA di Malang karena keterbatasan biaya. Kendati demikian, hal tersebut tidak menghentikan tekadnya untuk sukses.
Benny kemudian terjun ke dunia bisnis, mengelola berbagai usaha mulai dari toko elektronik, bisnis kayu, hingga kontraktor. Setelah merantau ke Manado untuk menghindari konflik di Ternate pada 2001, Benny terus mengembangkan usahanya, termasuk di bidang pelayaran dan properti. Pada 2009, ia melanjutkan pendidikannya dengan mengambil paket C dan kemudian berhasil meraih gelar sarjana hukum dari Universitas Sam Ratulangi pada 2016.
Selain sebagai pebisnis, Benny juga aktif dalam berbagai organisasi, termasuk HIPMI, KADIN, dan REI. Keterlibatan Benny di dunia politik semakin besar ketika ia terpilih sebagai Bupati Pulau Morotai untuk periode 2017-2022. Meskipun karier politiknya tidak selalu mulus, ia tetap menjadi tokoh penting dalam politik Maluku Utara, terutama saat mencalonkan diri dalam Pilkada 2024.
Baca juga: Bobby Nasution Tidak Permasalahkan Paman Masuk Tim Pemenangan Edy Rahmayadi di Pilkada Sumut 2024
Seiring dengan wafatnya Benny Laos, penunjukan Sherly Tjoanda sebagai calon gubernur pengganti segera memicu perdebatan. Banyak yang merasa bahwa keputusan tersebut terkesan tergesa-gesa dan tidak memberi ruang bagi evaluasi yang mendalam mengenai kandidat pengganti yang tepat. Beberapa pihak mempertanyakan apakah Sherly memiliki kapasitas dan pengalaman yang setara dengan mendiang suaminya dalam memimpin provinsi sebesar Maluku Utara.
“Keputusan ini terlalu cepat dan menimbulkan banyak pertanyaan,” ujar seorang analis politik yang enggan disebutkan namanya. “Apakah Sherly Tjoanda benar-benar mampu melanjutkan visi dan misi politik yang telah dirancang Benny Laos? Apakah ada pertimbangan lain selain kedekatan keluarga?” tambahnya.
Di sisi lain, beberapa kalangan mendukung keputusan ini dengan alasan bahwa Sherly, sebagai istri, akan memiliki pemahaman mendalam tentang visi suaminya dan dapat melanjutkannya. Namun, kritik keras tetap datang, terutama dari oposisi, yang menyatakan bahwa proses pemilihan pengganti seharusnya dilakukan dengan lebih transparan dan melibatkan lebih banyak pihak, bukan sekadar penunjukan otomatis.
Kematian Benny Laos tentu membawa perubahan besar dalam peta politik Pilkada Maluku Utara 2024. Sebagai calon dengan elektabilitas tinggi, meninggalnya Benny memberikan dampak signifikan pada dinamika kampanye. Pertanyaan kini muncul mengenai bagaimana Sherly akan melanjutkan kampanye tersebut, terutama dalam menghadapi pesaing-pesaing politik yang kuat.
Pengamat politik lokal memperkirakan bahwa meninggalnya Benny bisa membuka celah bagi lawan-lawan politik untuk memperkuat posisinya. “Benny Laos merupakan sosok kunci dalam kampanye, dan ketidakhadirannya menciptakan kekosongan besar yang tidak mudah diisi. Ini tentu akan menjadi tantangan besar bagi Sherly untuk bisa menarik simpati yang sama dari para pemilih,” ujar seorang pengamat politik di Maluku Utara.
Di tengah kontroversi dan dinamika politik yang tengah berlangsung, publik masih menunggu bagaimana langkah-langkah selanjutnya dari Sherly Tjoanda dalam menghadapi pemilihan yang semakin dekat. Meninggalnya Benny Laos meninggalkan banyak pertanyaan dan ketidakpastian dalam proses demokrasi di Maluku Utara.